Aceh.Pers Indonesia.id ll Aceh Tamiang -Di tengah kekhawatiran deforestasi dan degradasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), sebuah langkah penting diambil untuk menjaga kelestariannya. Sosialisasi Konflik Tapal Batas TNGL, berlangsung di Aula Sekdakab oleh Pemkab Aceh Tamiang bersama PUPL dan multisektor, Rabu(7/2/24).
Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra, membuka acara dengan menekankan pentingnya menyelesaikan konflik berkepanjangan di kawasan TNGL.
"Sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah meluasnya perambahan di TNGL, khususnya di Kecamatan Tenggulun. Data GIS Yayasan HAkA.
menunjukkan bahwa tutupan hutan di TNGL Aceh Tamiang kehilangan 51.64 Ha tahun 2022 dan 143.47 Ha di tahun 2023 terus berkurang," jelas Asra.
Lebih lanjut, Asra menegaskan bahwa TNGL adalah aset berharga yang harus dijaga kelestariannya. Ia pun mendorong agar sosialisasi serupa diadakan di kampung-kampung dekat wilayah konservasi TNGL untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Sosialisasi ini menghadirkan empat narasumber dari berbagai lembaga terkait, dan diskusi menarik pun berlangsung. Perwakilan masyarakat dan Plt. Kajari Aceh Tamiang menekankan pentingnya penetapan tapal batas yang jelas di lapangan.
Acara ini dihadiri oleh unsur Forkopimda, BPKH Wilayah XVIII Banda Aceh, BBTNGL, SKPK, Camat Tenggulun, unsur Frokopimcam, berbagai organisasi dan lembaga terkait, diantaranya Forum Konservasi Leuser, HAkA, IDH, PUPL, Kempr@, LTKL, Lembah Tari, YEL, WCS, OIC, WALHI ACEH, JKMA, BRA Aceh Tamiang, KNPI, KTNA serta tamu undangan lainnya.
