Pontianak,PERSS.id -- Kota Pontianak tengah mengalami transformasi besar dalam sektor transportasi. Angkutan umum seperti angkot yang dulu mendominasi jalanan kini semakin jarang terlihat di jalanan karena sepi penumpang dan tergantikan oleh kehadiran ojek oline dan taksi online yang berbasis aplikasi. Fenomena ini telah mengubah cara masyarakat berpergian di kota Khatulistiwa tersebut.
Masyarakat kini tak lagi bergantung pada angkot yang rutenya terbatas dan sulit diprediksi. Dengan hanya satu sentuhan di ponsel, mereka bisa memesan transportasi online yang langsung mengantarkan mereka ke tujuan tanpa harus menunggu di tepi jalan. Inilah yang membuat warga Pontianak, terutama generasi muda, beralih ke layanan transportasi berbasis teknologi.
"Lebih Cepat dan Praktis" Neli , seorang mahasiswa di Pontianak, mengungkapkan bahwa ia lebih sering menggunakan ojek online untuk ke kampus daripada naik angkot. "Kalau pakai ojek online, saya bisa sampai langsung di pintu kampus. Nggak perlu jalan jauh atau tunggu lama," ujarnya.
Kemudahan dalam memesan kendaraan, tarif yang bisa dipantau langsung, serta opsi pembayaran non-tunai menjadi daya tarik utama transportasi online. Kecepatan dan fleksibilitas juga menjadi alasan mengapa semakin banyak warga Pontianak meninggalkan angkutan umum tradisional.
Dampak Besar Bagi Sopir Angkot Bagi sopir angkot, situasi ini membawa tantangan besar. Bang Dol, seorang sopir angkot yang telah beroperasi lebih dari 15 tahun di Pontianak, mengeluhkan penurunan pendapatan yang signifikan. "Dulu, tiap hari pasti penuh penumpang. Sekarang, dalam sehari paling cuma dapat beberapa orang,itu pun orang - orang tertentu saja karena Banyak yang pindah ke ojek online," keluhnya.
Beberapa sopir bahkan terpaksa menghentikan operasional mereka karena minimnya penumpang. "Banyak teman sesama sopir yang sekarang jadi pengemudi ojek online karena nggak ada pilihan lain," tambah Dullah.
Meski demikian, banyak pihak berpendapat bahwa angkot perlu lebih dari sekadar modernisasi teknologi. "Masyarakat butuh angkutan umum yang tidak hanya terjangkau, tapi juga cepat dan nyaman. Kalau angkot tidak berbenah, sulit rasanya untuk bersaing," ujar seorang pengamat transportasi di Pontianak.
Kesimpulan: Pontianak sedang menghadapi perubahan besar dalam cara warganya bertransportasi. Transportasi online terus menggusur angkutan umum tradisional, menawarkan kemudahan dan fleksibilitas yang sulit disaingi. Sementara sopir angkot berjuang untuk bertahan, masa depan transportasi di kota ini mungkin akan sangat bergantung pada bagaimana angkutan umum tradisional beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Editor : Sy.yusuf