Tanah longsor yang terjadi di kawasan tambang ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, disebabkan oleh hujan lebat pada Kamis malam. Lokasi bencana yang terpencil menyulitkan proses pencarian korban, sehingga tim penyelamat dari petugas polisi, tentara, dan warga sipil harus berjalan berjam-jam dari desa terdekat untuk mencapai daerah tersebut.
Irwan Effendy, Kepala BPBD Kabupaten Solok, menjelaskan bahwa revisi jumlah korban disebabkan oleh kesulitan akses ke lokasi bencana. Irwan menyatakan bahwa tidak ada lagi korban yang hilang dan proses pencarian korban telah selesai. Para tim penyelamat telah berhasil mengevakuasi 11 korban tewas dari lokasi longsor tersebut.
Meskipun jumlah korban jiwa telah direvisi, BPBD Kabupaten Solok tetap melakukan upaya penanganan bencana dan evakuasi terhadap korban. Tim medis dan relawan terus bekerja keras untuk memberikan pertolongan kepada korban yang selamat dan memastikan kondisi mereka stabil.
Situasi yang sulit di lokasi bencana menunjukkan pentingnya penanggulangan dan penegakan hukum terhadap praktik penambangan ilegal. BPBD Kabupaten Solok mengingatkan agar masyarakat dan pihak terkait untuk lebih waspada terhadap potensi bencana alam akibat aktivitas ilegal yang dapat membahayakan nyawa manusia. Mereka juga meminta kerjasama seluruh pihak dalam mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan.(*Kzn*)
Editor:Maulana
