PERSS.ID,Batam– Situasi di Pulau Rempang kembali memanas setelah terjadi serangan yang diduga dilakukan oleh puluhan orang tidak dikenal (OTK) terhadap masyarakat Kampung Sembulang pada Rabu dini hari (18/12). Peristiwa yang berlangsung sekitar pukul 24.00 itu memicu ketakutan di kalangan warga setempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, puluhan orang yang disebut-sebut sebagai staf PT. MEG datang dengan membawa sejumlah senjata tajam, besi, hingga busur panah. Mereka melakukan aksi penyerangan yang menyebabkan kerusakan dan kepanikan di tengah masyarakat.
Seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kejadian tersebut berlangsung tiba-tiba. “Mereka datang secara berkelompok, membawa senjata, dan langsung menyerang warga. Kami ketakutan, banyak yang berlari menyelamatkan diri,” ujarnya.
Hingga saat ini, pihak berwenang belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Namun, dugaan kuat mengarah pada konflik lahan yang masih berkepanjangan antara masyarakat setempat dan pihak perusahaan.
PT. MEG sendiri merupakan perusahaan yang terlibat dalam proyek pengembangan kawasan Rempang Eco-City yang sebelumnya telah memicu protes dari warga setempat. Warga menolak penggusuran dengan alasan mempertahankan tanah leluhur mereka.
Masyarakat Kampung Sembulang menuntut agar pihak berwenang segera turun tangan untuk mengusut tuntas kejadian ini. Mereka khawatir jika tidak ada tindakan cepat, insiden serupa akan kembali terjadi.
“Kami hanya ingin hidup damai. Kenapa setiap kali kami bertahan, intimidasi seperti ini terjadi?” tegas salah satu tokoh masyarakat.
Tokoh-tokoh lokal dan pemerhati hak asasi manusia turut mendesak pihak kepolisian untuk mengusut kasus penyerangan ini. Mereka menilai kejadian ini merupakan bentuk intimidasi terhadap masyarakat yang sedang memperjuangkan hak-haknya.
“Ini bukan kali pertama terjadi. Kepolisian harus segera bertindak tegas agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi korban,” ujar salah satu aktivis dari lembaga advokasi setempat.
Pulau Rempang telah menjadi sorotan nasional dalam beberapa bulan terakhir akibat rencana pembangunan proyek Rempang Eco-City yang dikelola oleh PT. MEG. Proyek ini disebut-sebut akan mendatangkan investasi besar, namun di sisi lain memicu penolakan keras dari masyarakat adat yang merasa terancam kehilangan tempat tinggal mereka.
Kejadian ini menambah panjang catatan konflik di Pulau Rempang. Publik kini menantikan respons dari pihak berwenang untuk memastikan situasi kembali kondusif serta memberikan keadilan bagi masyarakat Kampung Sembulang.*Kzn*