Jokowi Tanggapi Nominasi Sebagai Tokoh Paling Korup Dunia: "Buktikan Korupsinya!"

Joko Widodo (Jokowi) memberikan respons tegas mengenai nominasi namanya sebagai tokoh paling korup di dunia menurut Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP),dok.wartaglobal

PERSS.ID,JAKARTA-Joko Widodo (Jokowi) memberikan respons tegas mengenai nominasi namanya sebagai tokoh paling korup di dunia menurut Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), sebuah organisasi jurnalisme investigasi internasional. Menanggapi tudingan tersebut, Jokowi meminta agar pihak yang menuduhnya dapat membuktikan tuduhan korupsi tersebut.

"Saya tanya, korupsi apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa," kata Jokowi dengan nada tegas saat ditemui wartawan di rumahnya di Solo pada Selasa (31/12/2024). Ia menegaskan bahwa tuduhan tanpa bukti konkret tidak dapat diterima begitu saja, dan menyebutnya sebagai bentuk fitnah yang semakin berkembang di masyarakat.

Jokowi juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap maraknya tuduhan yang beredar belakangan ini. "Sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Terjadi sekarang ini," ujar Jokowi, yang merasa bahwa tuduhan tanpa dasar tersebut sering kali digunakan untuk kepentingan tertentu.

Ketika ditanya apakah nominasi tersebut memiliki muatan politis, Jokowi memberikan jawaban langsung, "Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apa pun-lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai, ormas, untuk tuduh, untuk framing jahat seperti itu ya." Jokowi mengingatkan bahwa tuduhan tersebut bisa jadi merupakan bagian dari upaya untuk menggiring opini publik dengan tujuan tertentu.

Meski begitu, Jokowi tetap berpegang pada prinsip untuk menjaga integritasnya dan meminta agar setiap tuduhan yang diarahkan kepadanya dapat dibuktikan. Ia menegaskan bahwa sebagai individu dan tokoh publik, ia siap menghadapi segala bentuk tuduhan yang ada, namun hanya jika disertai bukti yang sah.

Tanggapan tegas Jokowi ini semakin mengundang perhatian publik, mengingat bahwa berbagai tuduhan serupa kerap mencuat tanpa dasar yang jelas. Ke depan, sikapnya yang tetap meminta bukti konkret kemungkinan akan terus menjadi sorotan dalam dinamika politik Indonesia.(Kzn)