Iklan

Forum Mahasiswa Berdampak Gelar Diskusi Panel: "Indonesia Emas 2045: Kualitas Demografi yang Terus Menghantui

Thursday, 13 February 2025, 10:20 WIB Last Updated 2025-02-13T03:16:13Z
Forum Mahasiswa Berdampak Gelar Diskusi Panel: "Indonesia Emas 2045: Kualitas Demografi yang Terus Menghantui

Ciputat, 12 Februari 2025 – Forum Mahasiswa Berdampak (FMB) kembali menggelar diskusi panel kepemudaan dengan tema “Indonesia Emas 2045: Kualitas Demografi yang Terus Menghantui”. Acara ini diselenggarakan di Pusdiklat Kemenag RI, Ciputat, Tangerang Selatan. Diskusi panel kepemudaan ini bertujuan untuk membahas tantangan dan peluang yang dihadapi generasi muda dalam menyongsong visi besar Indonesia Emas 2045, di tengah dinamika kualitas sumber daya manusia dan bonus demografi yang semakin kompleks.

Indonesia menargetkan menjadi negara maju pada 2045 melalui visi Indonesia Emas. Namun, keberhasilan visi ini sangat bergantung pada kualitas demografi, bukan sekadar jumlah penduduk produktif. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia bisa menjadi peluang besar, tetapi tanpa pendidikan yang merata, keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman, serta kepemimpinan yang kuat, hal ini justru bisa menjadi ancaman. Tantangan seperti pengangguran, ketimpangan ekonomi, dan minimnya partisipasi politik anak muda harus segera diatasi. 
Jika Indonesia gagal meningkatkan kualitas demografinya, maka cita-cita Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi ilusi. Bonus demografi yang seharusnya menjadi peluang untuk kemajuan justru akan berubah menjadi beban yang menghantui. Tingginya jumlah penduduk usia produktif tanpa kualitas yang memadai hanya akan memperburuk angka pengangguran, memperbesar kesenjangan sosial, dan melemahkan daya saing bangsa di kancah global. Alih-alih menjadi negara maju, Indonesia justru berisiko terjebak dalam stagnasi ekonomi dan instabilitas sosial. Oleh karena itu, tanpa investasi serius dalam pendidikan, keterampilan, dan kepemimpinan, visi Indonesia Emas tidak akan pernah terwujud—hanya menjadi mimpi yang perlahan memudar.

Dalam sambutannya Althaaf Artasasmita, Ketua Panitia pelaksana  Diskusi Panel Pekemudaan tersebut menekankan bahwa meskipun Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi, tantangan utama yang harus dihadapi adalah bagaimana memastikan generasi muda memiliki kompetensi dan daya saing yang cukup untuk membawa bangsa ini menjadi negara maju.

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, kita harus memiliki sikap optimis, dan optimisme itu dimulai dari diri sendiri. Keyakinan bahwa kita mampu berkontribusi menjadi faktor utama dalam melihat tantangan sebagai peluang—peluang untuk menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi bangsa.

Diskusi FMB ini dihadiri oleh berbagai narasumber yang kompeten di bidangnya, mulai dari perwakilan pemerintah, akademisi, hingga aktivis kepemudaan. Kehadiran para pemateri ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas serta perspektif yang mendalam mengenai peran generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Salah satu pemateri dalam diskusi ini adalah Angkie Yudistia, , Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, menekankan bahwa setiap perubahan harus dimulai dari individu sebagai problem solver dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan inklusif. “Untuk membangun lingkungan yang inklusif, kita harus percaya pada potensi dan kemampuan semua kelompok, termasuk kelompok perempuan dan disabilitas. Saya yakin bahwa mereka memiliki keterampilan yang luar biasa serta etika yang baik untuk turut berperan dalam kemajuan bangsa,” ujar Angkie Yudistia dalam sesi diskusi.
Beliau juga menyampaikan harapannya agar Forum Mahasiswa Berdampak (FMB) dapat terus merangkul seluruh elemen masyarakat, khususnya kelompok perempuan dan disabilitas, sehingga tercipta ruang diskusi yang lebih inklusif. Selain itu, forum-forum seperti ini perlu dilaksanakan secara berkelanjutan agar dapat memberikan dampak jangka panjang bagi generasi selanjutnya dalam mempersiapkan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Kemudian dilanjut pemaparan diskusi yang disampaikan oleh  Abdurahman Hamas Nahdy, selaku Wakil Koordinator Gerbang Tara, menambahkan bahwa optimisme menuju Indonesia Emas 2045 harus diiringi dengan aksi nyata yang melibatkan generasi muda dalam berbagai sektor. Menurutnya, pembahasan mengenai Indonesia Emas 2045 menempatkan kita pada persimpangan jalan. Di satu sisi, hal ini menumbuhkan optimisme akan masa depan yang cerah, namun di sisi lain, pesimisme juga muncul jika melihat data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mengenai kondisi anak muda di Indonesia.
“Forum yang diselenggarakan oleh Forum Mahasiswa Berdampak (FMB) melalui model diskusi ini sebenarnya menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kritis di kalangan pemuda. Diskusi ini bertujuan untuk menggali pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang bagaimana generasi muda dapat lebih berkontribusi dan terlibat dalam aktivitas yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.

Kemudia Materi dibawa ke sudut pandang keterlibatan pemuda dalam pembangunan, Anita Sari dari KOPRI PB PMII menyoroti pentingnya peran generasi muda, khususnya perempuan, dalam membangun masa depan Indonesia. Ia menekankan bahwa selain memiliki kesadaran kritis terhadap isu-isu sosial, ekonomi, dan politik, generasi muda juga harus aktif dalam berbagai ruang pengambilan keputusan.
“Generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, harus aktif dalam berbagai ruang pengambilan keputusan. Pendidikan dan keterampilan bukan hanya tentang kesiapan individu, tetapi juga bagaimana kita mampu mempengaruhi kebijakan dan menciptakan perubahan yang lebih baik,” ujar Anita Sari dalam sesi diskusi.

Materi diakhiri dan ditutup oleh Onky Fachrur Rozie, perwakilan dari KORPERSNAS Koalisi Indonesia Muda, yang menyoroti bagaimana FMB telah menunjukkan keaktifan luar biasa dalam berbagai ruang diskusi, terutama dalam mengangkat isu-isu kemasyarakatan, sosial, politik, dan ekonomi.
“FMB yang saya amati menunjukkan keaktifan yang luar biasa dalam berbagai ruang diskusi. Saya berharap FMB dapat menghasilkan aksi-aksi positif yang nyata bagi masyarakat, yang tentunya berangkat dari kolaborasi antar berbagai lini, baik antara organisasi, pemerintahan, maupun pihak terkait lainnya,” ungkap Onky Fachrur Rozie.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa ke depan, FMB tidak hanya berhenti pada tahap diskursus, tetapi juga harus mampu menciptakan produk nyata—baik berupa gerakan, inisiatif, atau program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Sebagai penutup, seluruh pembicara sepakat bahwa Forum Mahasiswa Berdampak (FMB) memiliki potensi besar untuk menjadi katalisator perubahan menuju Indonesia Emas 2045. Dengan keterlibatan aktif generasi muda dalam berbagai sektor, serta sinergi antara mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan pemangku kepentingan lainnya, cita-cita bangsa menuju masa depan yang lebih cerah dapat terwujud.
Harapan kami, Forum Mahasiswa Berdampak (FMB) dapat terus memberikan dampak positif dan semakin progresif dalam melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, FMB dapat menjadi wadah yang mengangkat isu-isu relevan dan strategis sebagai langkah nyata dalam mempersiapkan Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan cita-cita bangsa menuju masa depan yang lebih cerah.
Komentar

Tampilkan

  • Forum Mahasiswa Berdampak Gelar Diskusi Panel: "Indonesia Emas 2045: Kualitas Demografi yang Terus Menghantui
  • 0

Terkini

Topik Populer