Iklan

Misteri Kematian Pandu: Kontroversi Tes Narkoba, CCTV Hilang, dan Luka yang Bicara"

Friday, 14 March 2025, 01:57 WIB Last Updated 2025-03-13T18:57:46Z

Kalbar,Perss.id– Tragedi kematian Pandu Brata Siregar (18), siswa SMA asal Asahan, Sumatera Utara, menyisakan pertanyaan besar. Pemuda yatim piatu yang bercita-cita masuk TNI itu tewas setelah diduga dianiaya oknum polisi usai menonton balap liar di kawasan PT Sintong, Minggu (9/3/2025). Polisi menuding Pandu positif narkoba, namun keluarga membantah keras: "Ini fitnah keji!" 

Dua Kali Tes Urine: Negatif, Samar, lalu ‘Positif’?
Menurut Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi, Pandu diamankan saat diduga terlibat balap liar. Saat pemeriksaan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat mencurigai gerak-geriknya dan melakukan tes urine. "Hasilnya positif narkoba," tegas Sanusi dalam rilis pers, Rabu (12/3/2025).  

Namun, klaim ini dibantah oleh saksi mata dan rekan korban yang ikut mendampingi tes urine. Seorang siswa kelas 12 yang enggan disebut namanya mengungkapkan, "Tes pertama negatif. Kedua samar-samar. Tiba-tiba dinyatakan positif setelah dipanggil kembali ke ruangan."

Keluarga Pandu menyebut tuduhan ini sebagai upaya pengalihan isu. "Dia bahkan tidak merokok! Jangankan sabu, hidupnya hanya untuk lari dan sekolah. Ini fitnah!"ujar kerabat korban yang meminta anonim. Pandu dikenal sebagai pelari berprestasi, sering memenangkan lomba atletik.  

CCTV ‘Hilang’ dan Luka Misterius di Lambung
Polres Asahan tak mampu menunjukan rekaman CCTV proses penangkapan Pandu. Sanusi beralasan lokasi kejadian (TKP) gelap dan berada di pedesaan. "Tidak ada kontak fisik saat pengejaran,"klaimnya. Namun, CCTV yang ditampilkan hanya rekaman korban masuk dan keluar Mapolsek, bukan saat penangkapan.  

Berdasarkan hasil rontgen di rumah sakit, Pandu diduga mengalami luka dalam di lambung  dan memar di kepala serta wajah. Sanusi mengaku masih mengecek kebenaran laporan medis tersebut. "Jika terbukti kekerasan, kami akan tindak tegas,"janjinya.  

Sementara keluarga korban menceritakan, Pandu mengaku ditendang dua kali oleh oknum polisi saat berusaha kabur. "Dia terjatuh dari motor, langsung ditendang. Setelah dibawa ke Mapolsek, kondisinya drop dan dilarikan ke rumah sakit," papar keluarga.  

GMKI Asahan Geruduk Polres: "Kami Mau Keadilan!"
Ribuan massa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Asahan memenuhi halaman Polres Asahan, Rabu (12/3/2025). Mereka menuntut transparansi penyelidikan. "Polisi harusnya pelindung, bukan pelaku kekerasan. Tuduhan narkoba pada korban adalah pelecehan!" tegas Ketua GMKI Asahan, Chrisye Sitorus.  

Aksi ini mempertegas desakan masyarakat agar Propam Polri turun tangan. Keluarga Pandu masih ragu melapor karena terbentur biaya. "Dia anak yatim. Kami hanya ingin kebenaran, bukan drama," keluh salah satu kerabat.  

Pertanyaan yang Menggantung:

1.Mengapa hasil tes urine berubah drastis?

2. Apa yang sebenarnya terjadi di TKP hingga menyebabkan luka dalam?

3. Akankah Polres Asahan membuka akses independen ke data medis dan CCTV?

Kapolres Asahan hingga kini belum memberikan klarifikasi tambahan. Kasus ini terus memantik sorotan, mengingat korban adalah anak yatim dengan masa depan cerah yang kini terkubur bersama teka-teki kebenaran.  

Epilog:
Kematian Pandu bukan hanya duka bagi keluarganya, tetapi juga ujian bagi institusi kepolisian untuk membuktikan integritas. Di balik tudingan dan bantahan, yang tersisa adalah jeritan seorang remaja yang ingin jadi pahlawan bangsa, namun justru menjadi korban kegelapan yang belum terkuak.(Kzn)

Sumber: Twitter X/Gelora News/TribunNews.com
Komentar

Tampilkan

  • Misteri Kematian Pandu: Kontroversi Tes Narkoba, CCTV Hilang, dan Luka yang Bicara"
  • 0

Terkini

Topik Populer